Surabaya Toys Community, Ayo Bermain Sampai Tua!
Sebagai salah satu komunitas penggemar mainan, anggota-anggota Surabaya Toys Community bukanlah anak-anak, melainkan orang-orang dewasa. Bagaimana kata mereka mengenai mainan sendiri?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya Toys Community[/caption]
Mainan adalah benda yang tak mungkin lepas dari masa kecil kita. Entah itu dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk sebuah permainan.
Bertindak sebagai salah satu pengisi stan di acara Choco Day (Cosplay, Hobby and Comic Day) pada Minggu (11/4), Surabaya Toys Community atau bisa disingkat STC membawa berbagai macam toys dengan wujudnya yang berbagai macam pula. Tak ketinggalan pula dengan beberapa anggota aktif di komunitas datang memeriahkan stan STC.
Para anggota STC, yang notabene sudah cukup berumur, memiliki berbagai macam mainan. Hal seperti umur tidak menyurutkan kesukaan mereka terhadap obyek yang satu ini. Kalau boleh dikata, memang mainan jadi sebuah simbol masa anak-anak kita dulu. Tapi dibalik itu semua, ada nilai-nilai yang jauh lebih berharga. Inilah yang ingin ditonjolkan oleh STC.
Berdampingan dengan stan Indonesia Marvel Community, STC membawa puluhan mainan dengan berbagai bentuk. Mulai dari figma, tiruan senjata palu Zeus, hingga yang masih terbungkus dengan rapi di kotak plastiknya. Mulai dari superheroes dari US, Godzilla, tokoh-tokoh anime Jepang dan masih banyak lagi. Tidak salah kalau mereka bilang keracunan toys.
Lalu bagaimana kisah-kisah di dalam STC sendiri? Salah satu punggawa senior di STC, Pak Yos, bercerita banyak mengenai STC. Pria yang mmiliki beberapa lemari penuh dengan mainan dan penyuka kliping ini, mengakui sebelumnya anggota STC tidak sebanyak sekarang. Namun karena perkembangan teknologi seperti sekarang ini, STC bisa berkembang mnjeadi sangat luas. Hingga saat ini ada ratusan orang anggota STC. Dan untuk saat ini STC Surabaya merupakan pusatnya.
Komunitas yang sering mengadakan hunting bareng mainan ini tidak jarang berkumpul satu sama lain untuk saling bertukar info mengenai mainan-mainan. Menurut Pak Yos sendiri, bila mainan bagi anak-anak adalah untuk dihancurkan, maka mainan bagi para orang dewasa adalah untuk dikoleksi. Semangat mereka memburu mainan yang aneh-aneh maupun yang unik sangat menggebu-gebu, demi koleksi. Terlihat dari wajah mereka saat bercerita berbagai macam hal kepada Duniaku.
Keseriusan pula bisa terlihat lebih dari Aji, anggota STC sekaligus sang perajin mainan. Dengan kemampuannya sebagai perajin, ia mampu menghasilkan sebuah tiruan godam Thor seukuran 1:1. Ia pula tidak ragu-ragu berbagi ilmu mengenai toys. Salah satunya adalah mengenai pengkategorian toys. Menurutnya ada tiga jenis mainan, yakni figma, replika, dan statue. Figma ini seperti mainan berbentuk tokoh-tokoh terkenal dengan ukuran segenggaman tangan. Biasanya dapat digerakkkan karena memiliki engsel-engsel di sendinya. Untuk replika merupakan barang yang biasanya dijadikan sebagai kolektor, dengan ukuran asli tentunya. Seperti godam Thor yang dipamerkan di stan STC. Untuk statue merupakan patung, jadi ada mainan yang wujudnya seperti patung yang biasa kita tahu berukuran setengah badan ataupun ada yang full badan.
Selain itu dalam merawat toys juga perlu dipertimbangkan berbagai macam faktor, sperti temperatur, kelembaban, air bahkan lemari displaynya. Diperlukan kehati-hatian ekstra dalam merawat koleksi berharga mainan kita. Selain menjaga nilai dari mainan tersebut, yang kedepannya yang bisa saja berharga jauh lebih mahal dan berharga.
Namun satu hal yang menjadi misi utama STC tak lain tak bukan adalah mewadahi para pecinta toys dari yang lama-lama hingga terbaru. Dibalik itu semua ada satu hal yang menarik di STC. Di komunitas ini mereka saling bantu dalam melengkapi koleksi toys mereka. Mungkin melihat harga yang ditawarkan pada toko-toko mainan jauh lebih mahal, maka mereka saling berbagi info mengenai harga mainan pula disini. "Hitung-hitung juga investasi, " celetuk mereka.
Pesan dari mereka bagi Citizen Duniaku.net, jangan pernah malu bahwa kita punya mainan. Meskipun itu hanya satu dua buah mainan saja. Seperti slogan mereka, "Dulinan Terus Sampe Ubanan, Cak" ( Mainan terus sampai tua, cak)