5 Pemeran Antagonis Legendaris Indonesia - Mana yang Paling Nyeremin?
Tidak sekedar menjadi musuh, para pemeran antagonis film Indonesia yang legendaris ini juga mampu memberi warna terhadap film-film yang dibintangi.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidak sekedar menjadi musuh, pemeran antagonis Indonesia juga memberi bukti jika mereka mampu memberi warna terhadap film-film yang dibintangi.
Richard Boleslavsky, seorang sutradara asal Polandia pernah menuturkan jika seorang aktor adalah kebalikan dari seorang bintang. Modal seorang aktor bukanlah wajahnya yang cantik atau potongannya yang tampan, tapi kesanggupannya untuk menghidupkan dan menjiwai suatu watak depan penonton. Kita menyukainya bukan karena pribadinya, tapi justru karena ia berhasil meninggalkan pribadinya untuk menjadi pribadi yang lain.
[duniaku_baca_juga]
Ucapan pria kelahiran 1889 itu sepertinya benar-benar diimplementasikan oleh deretan artis pemeran antagonis Indonesia ini. Mereka cukup sukses memberi warna terhadap film-film yang dibintangi. Penonton pun pada akhirnya tak melulu ditawarkan kisah heroik dari sang protagonis yang tentunya mendapat porsi banyak untuk dicintai.
Sepanjang sejarah perfilman Indonesia, sudah banyak aktor dan aktris yang identik sebagai antagonis. Namun deretan aktor dan aktris di bawah inilah yang benar-benar memberi mimpi buruk bagi penonton karena totalitasnya sebagai pemeran antagonis Indonesia.
[page_break no="1" title="Torro Margens"]
Tak perlu menampilkan mimik muka menyeramkan, kita pastinya sudah merasa tertekan hanya dengan mendengar suara dari aktor berusia 66 tahun ini. Pemilik nama lengkap Torro Alexander Marx Margens ini adalah salah satu aktor Indonesia yang sangat identik dengan peran jahat. Sangat jarang kita bisa menemukan ia memainkan sosok baik dalam sebuah film.
Aktor ini memulai karir di dunia seni peran pada tahun 70-an. Selain membintangi film layar lebar, Torro Margens juga merupakan seorang sutradara handal. Beberapa judul film yang pernah ia garap adalah Pernikahan Berdarah, Sepasang Mata Maut, Prabu Anglingdrama, dan Surgaku Nerakaku.
Karena akting sangarnya sebagai pemeran antagonis, Torro Margens menuturkan ia pernah dipukuli oleh seseorang ketika sedang jalan-jalan.
[page_break no="2" title="Rudy Wowor"]
[duniaku_adsense]
Aktor gaek yang satu ini juga tak kalah garang ketika memerankan peran antagonis Indonesia. Memiliki darah Belanda-Manado, membuat Rudy Wowor acap kali berperan dalam film-film tentang kemerdekaan. Dan tentu saja karakter yang dia bawakan tak jauh-jauh dari meneer Belanda yang notabene adalah musuh utama bangsa Indonesia.
Beberapa film yang pernah dibintangi Rudy Wowor adalah Tjoet Njak Dien (1988), Merah Putih (2009) dan Darah Garuda (2010).
[page_break no="3" title="Leily Sagita"]
Bagi kamu anak 90-an dan rutin menonton sinetron legendaris Tersanjung, pastinya sudah tak asing dengan aktris yang punya mimik muka judes ini. Berkat sinetron itu pula, label mertua jahat begitu melekat dalam diri Leily Sagita.
Bahkan tak sedikit orang yang terbawa peran jahat Leily Sagita sehingga begitu membencinya. Padahal di dunia nyata, aktris kelahiran 1952 itu terkenal hangat dan ramah.
[page_break no="4" title="Ray Sahetapy"]
Selain keahlian ilmu bela diri Iko Uwais, dan karakter unik Mad Dog, salah satu alasan mengapa The Raid begitu berjaya sebagai film terbaik di Indonesia maupun luar negeri adalah kehadiran Ray Sahetapy sebagai bos dari gembong narkoba yang tinggal di sebuah apartemen.
Aktinya juga mempuat Ray Sempat dilirik Marvel dalam film Captain America. Sayang di detik-detik terakhir, pihak Marvel memotong adegan dari Ray Sahetapy.
[page_break no="5" title="Moudy Wilhelmina"]
Pemeran Antagonis Indonesia selanjutnya adalah Moudy Wilhelmina. Meski punya paras cantik, mantan gadis sampul ini malah lebih sering memerankan peran jahat di dalam film. Yang paling diingat tentu saja ketika dirinya berperan sebagai ibu tiri yang menindas Lala dalam sinetron Bidadari.
[read_more id="302740"]
Nah mana pemeran antagonis favoritmu? Atau kamu punya pendapat lain? Jangan sungkan untuk beri tanggapanmu di kolom komentar ya!
Diedit oleh Fachrul Razi