Penilaian Wolf Man, Sebuah Horor yang Berakhir Tragis

Apa jadinya jika film horor dibuat tragis

2586_D024_00155R (Small).jpg

GENRE: Horror

ACTORS: Julia Garner, Christopher Abbott, Sam Jaeger

DIRECTOR: Leigh Whannell

RELEASE DATE: 15 Januari 2025

RATING: 3/5

Universal Pictures dan Blumhouse Productions sekali lagi mencoba menghidupkan kembali ikon monster klasik dalam Wolf Man. Dipimpin oleh sutradara Leigh Whannell, yang sebelumnya berhasil mengolah kengerian dalam Invisible Man, film ini berusaha mempersembahkan sesuatu yang lebih dari sekadar horor: sebuah drama tragedi yang emosional.

Cerita dimulai dengan Blake (diperankan dengan penuh penghayatan oleh Christopher Abbott), seorang pria yang sejak kecil dibentuk oleh ayahnya (Sam Jaeger) untuk menjadi tangguh dan mandiri. Tiga dekade kemudian, Blake kembali ke rumah masa kecilnya di pedalaman bersama istrinya, Charlotte (Julia Garner), dan putri mereka, Ginger (Matilda Firth). Namun, kepulangan ini berubah menjadi mimpi buruk ketika Blake diserang oleh sosok misterius yang mengubah dirinya menjadi manusia serigala.

1. Lebih Manusiawi

2586_D006_00321R (Small).jpgDok. Universal

Whannell kembali menunjukkan kepiawaiannya dalam menciptakan suasana yang menegangkan. Scare tactics dalam Wolf Man terasa segar dan tidak klise. Film ini memanfaatkan pencahayaan remang-remang, suara yang menghantui, dan penggunaan ruang sempit untuk memaksimalkan rasa tidak nyaman. Meskipun beberapa bagian cerita terkesan dapat diprediksi, eksekusi Whannell membuat setiap momen tetap memikat.

Berbeda dari representasi manusia serigala pada umumnya, Whannell menghadirkan transformasi Blake sebagai proses yang menyayat hati. Tidak ada gigi tajam atau cakar mencolok yang langsung muncul. Sebaliknya, perubahan ini digambarkan secara perlahan—fisik dan psikologis Blake mulai kehilangan identitas manusiawinya. Ia tak lagi memahami bahasa istrinya, tak mampu menahan hasrat liar yang membara, dan akhirnya menjadi ancaman bagi keluarga yang justru ingin ia lindungi.

Penonton tidak hanya merasa takut; mereka juga dibuat iba. Pergulatan Blake menciptakan nuansa tragis yang mendalam, menambah dimensi emosional pada narasi.

Baca Juga: Review LOTR The War of the Rohirrim, Middle-Earth dalam Animasi

2. Drama yang Dominan

2586_D018_00051R (Small).jpgDok. Universal

Wolf Man tidak hanya tentang teror fisik, tetapi juga pergulatan batin. Fokus pada hubungan Blake dengan keluarganya memperkaya cerita, menjadikannya lebih dari sekadar film monster.

Julia Garner memberikan performa yang mengesankan sebagai istri yang harus memilih antara rasa cinta dan ketakutan, sementara Matilda Firth mencuri perhatian sebagai anak yang mencoba memahami apa yang terjadi pada ayahnya.

3. Kesimpulan

2586_D014_00198R (Small).jpgDok. Universal

Meski tak sepenuhnya seikonik Invisible Man, Wolf Man membuktikan bahwa cerita klasik dapat diolah dengan pendekatan baru yang relevan. Dengan perpaduan horor yang mencekam dan drama emosional yang mendalam, film ini bukan hanya memperbarui kisah manusia serigala, tetapi juga menjadikannya lebih manusiawi.

Bagi pecinta horor dan thriller, Wolf Man adalah pengalaman sinematik yang layak dinikmati. Jangan lewatkan untuk menyaksikannya di layar lebar, karena transformasi Blake akan meninggalkan jejak mendalam di hati Anda.

https://www.youtube.com/embed/kAw4PH2IQgo

Baca Juga: Review Kraven the Hunter, Film Apik dari Sony Spider-Man Universe

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU