Fan Kembali Murka, Sisi "Keramat" Ghost in the Shell Dirombak dalam Versi Live-Action

Belum juga dirilis, live-action Ghost in the Shell kembali membuat penggemar beratnya "murka"! Apakah film ini bakal sukses, atau blunder seperti kebanyakan adaptasi anime dan game Jepang lainnya?

Fan Kembali Murka, Sisi Keramat Ghost in the Shell Dirombak dalam Versi Live-Action

Dua minggu lagi live-action Ghost in the Shell yang diproduksi Hollywood bakal dirilis pada 31 Maret 2017. Film fiksi ilmiah dari sutradara Rupert Sanders yang diadaptasi dari manga dan anime Jepang karya Masamune Shirow ini memang banyak mengundang perdebatan, seperti karena pemeran utamanya Scarlett Johansson bukan orang Jepang asli. Namun tetap saja di Jepang banyak fan yang menantikannya. Tidak heran jika khusus di negara asalnya Paramount Pictures selaku distributor merilis trailer eksklusif.

[duniaku_baca_juga]

Video Ghost in the Shell Eksklusif Jepang

Video eksklusif Jepang ini memang masih sama dengan trailer terbarunya yang dirilis pertengahan Februari lalu. Kalian bisa melihat kembali beberapa aksinya, dan bahkan kini dinarasikan oleh salah satu pengisi suara terbaik Jepang, Kouichi Yamadera. Yamadera yang menyuarakan karakter Togusa pada versi anime aslinya dua dekade yang lalu. Dia juga telah dikenal karena menyuarakan Spike Spiegel dari anime Cowboy Bebop.

Fan Kembali Murka, Sisi Keramat Ghost in the Shell Dirombak dalam Versi Live-Action

Live-action Ghost in the Shell tayang premiere di Jepang pada 7 April 2017, yang mana itu satu minggu setelah penayangannya di Amerika Serikat pada 31 Maret nanti. Paramount Pictures Japan juga mengungkapkan poster film Ghost in the Shell ini yang memperlihatkan para anggota Section 9.

Fan Kembali Murka, Sisi Keramat Ghost in the Shell Dirombak dalam Versi Live-Action Personel Section 9 dalam versi animenya.[/caption]

[page_break no="" title="Mengenai Section 9"]


Public Security Section 9, atau biasa disingkat Section 9 adalah sebutan untuk satuan intelijen fiksi di tengah dunia Ghost in the Shell. Mereka bergerak dibawah naungan Departemen Dalam Negeri. Para anggota Section-9 terdiri dari para mantan prajurit militer atau detektif dari kepolisian.

Masing-masing dilatih dalam berbagai metode berbeda, mulai dari penyelidikan kriminal sampai penanganan perang cyber untuk menghadapi teroris dan juga misi khusus. Sedangkan struktur mereka sendiri disusun berdasarkan satuan polisi khusus Jerman, GSG-9. Section 9 juga diketahui pernah menjalani lintas-pelatihan bersama 22nd Regiment satuan khusus militer Inggris, SAS (Special Air Service).

Fan Kembali Murka, Sisi Keramat Ghost in the Shell Dirombak dalam Versi Live-Action

[page_break no="" title="Dihantui Kegagalan Live-Action Adaptasi Anime"]


Dengan penggarapan film live-action ini oleh studio Barat, tidak heran jika pemerannya juga beragam, bukan hanya nama-nama Jepang saja. Hal ini sebelumnya juga sempat menimbulkan perdebatan, mengingat karakter utamanya Motoko Kusanagi justru diperankan bukan orang Jepang, Scarlett Johansson.

Walaupun beralasan, karena memang film ini bukan dijual di Jepang saja, namun hal itu berimbas pada identitasnya yang kini disebut The Major saja -- namun dia tetap cybord yang menjadi komandan satuan counter-cyberterrorist yang kita kenal dalam serial aslinya.

https://twitter.com/ProductionIGinc/status/747361054523416577

Selian itu, terkadang live-action Hollywood adaptasi anime, manga atau game Jepang seperti ini gagal total di pasaran. Sudah terjadi sebelumnya, seperti melalui Dragon Ball dan Tekken. Salah satu alasannya adalah minimnya keterlibatan dan pengawasan dari pencipta aslinya. Untuk Ghost in the Shell ini, bahkan tiga orang yang dikenal membesarkan nama Ghost in the Shell terlibat langsung.

Fan Kembali Murka, Sisi Keramat Ghost in the Shell Dirombak dalam Versi Live-Action

Mereka adalah Mamoru Oshii (sutradara dan penulis Ghost in the Shell), Kenji Kamiyama (sutradara dan penulis Ghost in the Shell Stand Alone Compex), dan Kenji Kawai (komposer musik Ghost in the Shell), yang terlibat langsung di tengah produksinya.

Sedangkan untuk versi Hollywood ini, ditangani oleh sutradara Snow White and the Huntsman, Rupert Sanders, dengan DreamWorks Pictures bertindak memproduksi film ini.

Fan Kembali Murka, Sisi Keramat Ghost in the Shell Dirombak dalam Versi Live-Action

[page_break no="" title="Fan Masih Tidak Terima"]


Sebelum video trailer terbaru dan juga poster khusus untuk Jepang dirilis, Paramount Pictures juga kembali dikeluhkan oleh fan karena makin jauh mengubah Ghost in the Shell menjadi kebarat-baratan. Hal itu terjadi setelah Paramount Pictures dan DJ terkenal dunia, DJ Steve Aoki merilis remix baru dari theme song animenya karya Kenji Kawai, yang memang "dikeramatkan" oleh para fan.

Walau lagu aslinya Kawai masih sempat digunakan dalam sesi live-performance (lihat video kedua di bawah), namun tetap saja langkah remix baru ini ditentang keras oleh penggemar aslinya. Kalian dengankan sendiri saja seperti apa versi remix tersebut di bawah (yang disisipkan juga beberapa adegan baru aksi The Major).

https://twitter.com/GhostInShell/status/838479496390967297

Jelas sangat berbeda antara versi remix dan aslinya. Dan karena memang Ghost in the Shell termasuk anime yang para penggemar beratnya memiliki keterikatan cukup dalam, tidak heran mereka langsung emosi ketika mendengar versi remixnya ini. Berikut beberapa diantaranya:

https://twitter.com/gavinaruto/status/838504990180179968

https://twitter.com/yespete_/status/838736868409753600

https://twitter.com/raymond_nk/status/838586957072494592

https://twitter.com/Hazukari/status/838503287334764546

Bagaimana menurut kalian, apakah live-action Ghost in the Shell ini bakal sukses, atau blunder seperti kebanyakan adaptasi anime dan game Jepang lainnya?

 

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU