Penilaian Film 'Woodwalkers', Adaptasi Ambisius yang Kedodoran

Novel menarik dengan adaptasi yang sangat kurang

WW 6.jpg

GENRE: Action

ACTORS: Emile Chérif, Oliver Masucci, Martina Gedeck

DIRECTOR: Damian John Harper

RELEASE DATE: 31 Januari 2025

RATING: 3/5

Woodwalkers, adaptasi dari seri novel populer karya Katja Brandis, berusaha menghadirkan kisah fantasi yang mengangkat isu hubungan manusia dengan alam. Disutradarai oleh Damian John Harper, film ini mengisahkan perjalanan Carag (Emile Chérif), seorang anak yang pernah hidup sebagai seekor puma sebelum akhirnya memutuskan untuk menjalani kehidupan sebagai manusia.

Dengan latar sekolah khusus Clearwater High, tempat anak-anak lain dengan kemampuan serupa belajar mengendalikan transformasi mereka, film ini menjanjikan petualangan yang memadukan aksi, emosi, dan eksplorasi identitas.

Carag bukanlah satu-satunya yang memiliki kemampuan luar biasa ini. Ia bertemu dengan berbagai karakter menarik di sekolahnya, masing-masing dengan latar belakang dan tantangan unik. Andrew (Oliver Masucci), mantan puma seperti Carag, menjadi mentornya dan membimbingnya dalam memahami dualitas kehidupannya. Melalui interaksi dengan teman-temannya, film ini menggambarkan bagaimana individu menghadapi konflik internal dan eksternal dalam perjalanan menemukan jati diri mereka.

1. Bingkai Fantasi yang Terlihat Indah

WW 3.jpgDok. Studiocanal

Film ini memiliki misi yang jelas: menyampaikan pesan penting tentang hubungan manusia dan alam kepada penonton muda. Dengan menampilkan karakter yang dapat berubah dari manusia menjadi hewan dan sebaliknya, Woodwalkers menekankan pentingnya keseimbangan ekosistem serta bagaimana keputusan manusia memengaruhi lingkungan. Elemen-elemen seperti persahabatan, cinta pertama, dan dinamika sosial di sekolah turut memperkuat aspek dramatis dalam cerita.

Selain itu, film ini juga menyajikan metafora yang kuat tentang identitas dan penerimaan diri. Transformasi para karakter bukan sekadar perubahan fisik, tetapi juga perjalanan emosional yang mencerminkan perjuangan banyak remaja dalam menerima siapa mereka sebenarnya. Ini menjadi nilai tambah yang membuat Woodwalkers relevan bagi penonton muda yang tengah mencari jati diri mereka.

Baca Juga: Penilaian Rider: Horor dan Komedi Para Ojol Thailand

2. Eksekusi yang Kurang Tajam

WW 2.jpgDok. Studiocanal

Meskipun memiliki konsep yang menarik dan jajaran pemeran berbakat, Woodwalkers gagal memberikan gebrakan berarti di genre fantasi. Efek visual yang kurang meyakinkan membuat transformasi karakter tidak terlihat mulus, sementara narasi yang cenderung sederhana dan klise membuat film ini terasa kurang segar. Alih-alih memberikan sesuatu yang baru, Woodwalkers lebih banyak bermain aman dengan formula yang sudah sering digunakan dalam film sejenis.

Salah satu kendala terbesar film ini adalah kurangnya eksplorasi dunia yang lebih mendalam. Dengan premis tentang komunitas shapeshifter yang menarik, Woodwalkers seharusnya bisa menggali lebih banyak tentang budaya, aturan, dan sejarah para karakter ini. Namun, alih-alih memberikan nuansa dunia yang kompleks, film ini cenderung terburu-buru dalam penyajiannya dan kurang memberikan ruang bagi perkembangan cerita yang lebih kaya.

Selain eksekusi yang kurang, silih suara yang dihadirkan di versi Inggrisnya membuat film kehilangan nyawa dalam dialognya. Rasanya ada banyak dialog yang tidak pas dan terkesan garing begitu menggunakan bahasa Inggris. Seharusnya pihak publisher membiarkan bahasa aslinya tetap di gunakan di seluruh dunia.

3. Kesimpulan

WW 5.jpgDok. Studiocanal

Sebagai film pertama dari sebuah waralaba yang direncanakan, Woodwalkers memiliki potensi besar untuk berkembang jika sekuel-sekuelnya mampu memperbaiki kelemahan yang ada. Namun, bagi penonton yang belum familiar dengan novel aslinya, film ini berisiko tidak meninggalkan kesan mendalam dan hanya menjadi salah satu dari banyak film fantasi yang mudah terlupakan. Sebuah peluang yang sayang untuk disia-siakan.

Jika Woodwalkers ingin benar-benar sukses di masa depan, peningkatan pada efek visual, kedalaman karakter, dan pengembangan dunia yang lebih detail sangat diperlukan. Dengan bahan dasar yang kuat dari novelnya, masih ada harapan bagi waralaba ini untuk berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar film fantasi generik. Kita hanya bisa berharap bahwa sekuel mendatang dapat memberikan pengalaman yang lebih memuaskan bagi para penontonnya.

https://www.youtube.com/embed/_Z1iwECnjeA

Baca Juga: Penilaian Paddington in Peru, Hiburan Segar Khas Paddington 

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU